Pengertian dan Sintaks Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share)

Model pembelajaran TPS (Think Pair Share) merupakan suatu model pembelajaran yang kooperatif yang berguna untuk mempengaruhi pola interaksi para siswa. Model think pair share atau berpikir berpasangan ini pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan teman-temannya di Universitas Maryland pada tahun 1997. Model think pair and share sangat efektif untuk membuat pola pembelajaran menjadi lebih bervariasi.

Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share)

Namun kegiatan diskusi yang dilakukan menggunakan model pembelajaran ini harus ada aturan atau prosedur agar kelas lebih terkontrol. Ada tiga ciri utama dalam model pembelajaran ini yaitu think, pair dan share.

Think maksudnya adalah berpikir secara individual dimana siswa diberi kesempatan untuk berpikir mengenai jawaban mereka.

Ciri yang kedua yaitu pair atau berpasangan dengan teman. Siswa akan diminta berpasangan bersama temannya untuk berdiskusi mengenai hasil dari jawaban mereka.

Share atau berbagi, hasil jawaban siswa akan dibagikan kepada pasangan lainnya. Hal ini bertujuan agar semua kelompok lebih memahami mengenai masalah dan cara penyelesaiannya.


Langkah-Langkah (Sintaks) Penerapan Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share)

Langkah-langkah atau sintaks model pembelajaran TPS (Think Pair Share) ada 5 langkah. Dimana 3 langkah utama merupakan ciri utama dari model pembelajaran ini. Kelima langkah dalam model pembelajaraan kooperatif think pair share adalah sebagai berikut :
1. Tahap 1 (pendahuluan).
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru akan menjelaskan mengenai aturan main dan juga batasan waktu yang diberikan. Pada tahap ini guru juga harus memberikan motivasi kepada siswa agar mau terlibat dalam kegiatan tersebut serta kompensasi yang harus dicapai.

2. Tahap 2 (think atau berpikir).
Pada tahap think atau berpikir guru harus menggali pengetahuan awal yang dimiliki siswa dengan kegiatan demonstrasi. Selanjutnya guru akan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran. Siswa diminta untuk berpikir secara individual mengenai jawaban dari pertanyaan tersebut. Karena kemungkinan guru tidak dapat memantau jawaban dari semua siswa maka mintalah siswa untuk menuliskan jawabannya dalam selembar kertas. Pada tahap ini siswa harus diberikan batasan waktu dengan mempertimbangkan pengetahuan siswanya.

3. Tahap 3 (pair)
Tahap pair atau berpasangan merupakan tahap dimana siswa diminta untuk berpasangan dan mendiskusikan jawaban mereka. Biasanya pada tahap ini akan diberikan waktu sekitar 5 menit.

4. Tahap 4 (share).
Tahap share atau berbagi merupakan tahap dimana pasangan atau kelompok yang dipilih akan mempresentasikan hasil dari jawaban mereka kepada seluruh siswa di kelas.

5. Tahap 5 (penghargaan).
Tahap akhir adalah siswa akan diberikan penghargaan berupa nilai. Ada dua jenis nilai yaitu nilai individu yang didasarkan pada tahap think dan nilai kelompok berdasarkan tahap pair dan share.

Simak Juga Sintak Model Pembelajaran TAI yang Sesungguhnya

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share)

Kelebihan dari model pembelajaran TPS (Think Pair Share)

Kelebiha model pembelajaran TPS (Think Pair Share) yaitu :
  1. Kegiatan pembelajaran terpusat pada siswa bukan bergantung pada guru. Sehingga dengan adanya model pembelajaran ini dapat membuat siswa menjadi lebih aktif. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam berpikir maupun menyampaikan hasil dari pikirannya kepada orang lain.
  2. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan saling membantu sama lain.
  3. Siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam mengungkapkan idenya dan belajar untuk menerima pendapat dari orang lain.

Kelemahan Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share)

Kelemahan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) yaitu :
  1. Membutuhkan koordinasi.
  2. Membutuhkan perhatian yang khusus.
  3. Jika tidak direncanakan dengan benar maka kegiatan ini akan menyita waktu.
  4. Karena berdiskusi secara berpasangan dengan teman sebangkunya maka akan menjadi sulit jika jumlah siswa ganjil.
  5. Kesulitan dalam mengubah kebiasaan siswa yang belajar menggunakan konsep konvensional dimana siswa hanya mendengarkan penjelasan dari gurunya.

0 comments:

Posting Komentar