Menyajikan proses pembelajaran yang aktif dan kreatif adalah tugas guru. Menjadi guru atau pengajar merupakan profesi yang harus memahami karakter materi dan sekaligus karakter peserta didik.
Pemahaman terhadap dua hal tersebut merupakan modal awal bagi guru untuk meramu proses pembelajaran.
Pada dasarnya kita sepakat bahwa tidak ada siswa yang bodoh. Mereka pintar dengan berbagai macam keterbatasan yang ada pada diri mereka masing-masing.
Mengetahui keterbatasan yang dimiliki siswa tentunya akan sangat membantu guru dalam perencanaan pembelajaran.
Misalnya saja desain proses pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran yang bertipe audio, visual atau audio visual yang disesuaikan dengan karakteristik daya tangkap siswa.
Gagne menyebutkan terdapat 5 kategori kemampuan Belajar
- Keterampilan intelektual, yang mana kemampuan ini merupakan kemampuan siswa untuk berinteraksi dengan ligkungannya melalui pemahaman konsep.
- Strategi kognitif, merupakan keterampilan siswa untuk mengatur proses internal antara perhatian, belajar, ingatan serta pikiran.
- Informasi verbal, yaitu kemampuan siswa dalam mengenal atau mengingat nama, makna dan fakta yang merupakan kumpulan dari pengetahuan.
- Keterampilan motorik, yaitu keterampilan dalam mengelola gerakan sehingga mampu menghasilkan gerakan yang mulus, rapi dan indah.
- Sikap, yaitu kemampuan siswa untuk menempatkan diri sesuai dengan kondisi dimana dia berada.
Mengetahui karakteristik kemampuan siswa dalam belajar akan lebih sempurna jika guru mampu menganalisis karakteristik materi yang akan diajarkan.
Tiap - tiap materi akan memiliki karakteristik yang berbeda. Ada materi yang capaian pembelajaran adalah berupa konseptual atau pemahaman terhadap teori - teori.
Namun ada juga materi yang capaian belajarnya adalah siswa mampu untuk menghasilkan sebuah karya, dimana karya tersebut didasarkan pada konsep teori yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Pada materi yang menghendaki ada suatu karya yang dihasilkan, maka model pembelajaran di kelas dapat disajikan dengan model pembelajaran project based learning.
Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning
Model pembelajaran project based learning merupakan model pembelajaran yang mempergunakan sebuah project atau proyek menghasilkan karya sebagai proses pembelajaran. Beberapa materi yang cocok untuk menerapkan model ini adalah materi-materi pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), materi prakarya atau kerajinan tangan, materi eksakta yang bersifat praktek serta dapat juga materi ekonomi atau kewirausahaan dalam memasarkan produk.Melalui model pembelajaran project based learning, siswa diajak untuk membuat kerangka berpikir dan Standart Operating Procedures (SOP) sebagai langkah kerja.
Proyek yang akan dijalankan tentunya merupakan sebuah permasalahan yang menuntut siswa untuk mengumpulkan, mengintegrasikan serta memahami suatu pengetahuan baru yang didasarkan pada pengalamannya ketika beraktifitas secara nyata.
Selain akan memperkaya siswa dalam memperdalam pembelajaran, model pembelajaran project based learning ini juga sekaligus dapat dijadikan bahan uji kompetensi siswa dalam beberapa materi tertentu.
Langkah - Langkah Penerapan Model Project Based Learning
Langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran project based learning adalah sebagai berikut:1. Menentukan pertanyaan atau permasalahan yang paling mendasar yang akan digunakan sebagai sebuah proyek yang menuntut penyelesaian.
2. Menentukan desain perencanaan proyek.
Desain perencanaan proyek ini dilakukan bersama antara guru dan siswa. Guru dapat memberikan gambaran awal terkait dengan arah pemecahan masalah sebagai desain dan selanjutnya siswa melanjutkan secara detail perencanaan proyek bersama kelompok mereka.
Atau, jika proyek ini cukup sederhana dan dapat dikerjakan secara individu maka siswa mendesain perencanaan proyek sesuai dengan rancangannya sendiri.
Intinya harus ada rancangan desain proyek karena melalui rancangan ini guru dapat menilai keputusan yang diambil siswa dalam tiap langkahnya cukup rasional atau tidak, sekaligus siswa dapat mengukur tingkat pemahamannya.
3. Menyusun jadwal pengerjaan proyek.
4. Guru memonitor siswa dalam mengerjakan proyeknya.
5. Melakukan pengujian hasil.
Tentunya akan ada analisis jika proyek berhasil ataupun pasti akan ditemukan alasan jika proyek gagal. Berhasil atau gagal akan memberikan pengalaman belajara bagi siswa jika keduanya didasarkan pada desain perencanaan yang telah dibuat.
6. Mengevaluasi pengalaman.
Simak Juga Langkah - Langkah Model pembelajaran CTL yang Sebenarnya
Metode pembelajaran project based learning tidak dapat diterapkan pada semua materi di semua mata pelajaran.
Metode pembelajaran project based learning menuntut waktu yang cukup panjang, tidak bisa hanya dilakukan sekali pertemuan langsung jadi.
Inti dari pembelajaran berbasis proyek ini adalah siswa melakukan seruntutan prosedur kerja sehingga melalui proses pengerjaan proyek tersebut mereka menemukan pengalaman-pengalaman yang baru.
Oleh sebab itu, guru harus memiliki perencanaan terkait kapan akan dimulainya proyek hingga kapan proyek akan berakhir.
Tentunya dengan model pembagian jam atau jadwal pelajaran di Indonesia, maka harus diperhatikan dimana siswa dapat melakukan proyek tersebut, menyimpan proses proyek yang belum final dan berapa sisa pertemuan dengan sisa materi yang belum diajarkan.
Jangan sampai guru dan siswa terlalu fokus pada pengerjaan proyek sehingga materi lain yang seharusnya tersampaikan justru kehabisan waktu karena termakan proyek.
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa model pembelajaran project based learning merupakan sebuah metode pembelajaran yang hasil akhirnya adalah siswa menghasilkan sebuah karya atau minimal siswa melakukan sesuatu dan dapat dilaporkan hasil kegiatannya. Melalui model pembelajaran project based learning ini siswa akan memiliki keterampilan hasil pengembangan dari pemahaman teori.
0 comments:
Posting Komentar