Discovery, sebuah kata yang bermakna penemuan. Bagaimana jika kata tersebut saya padukan menjadi discovery learning? Anda pasti akan berpikir tentang sebuah model pembelajaran yang konsep cara belajarnya mengajak siswa untuk aktif berpikir sehingga memunculkan berbagai pemahaman hingga akhirnya siswa mendapat pengetahuan baru dari proses berpikirnya.
Model Pembelajaran discovery learning cocok untuk diterapkan pada materi eksakta maupun sosial. Pada dasarnya pemahaman siswa akan semakin tertanam kuat apabila pemahaman tersebut ia dapatkan melalui proses berpikir.
Namun sebaliknya, jika pemahaman hanya didapatkan secara satu arah atau hanya melalui penjelasan guru, maka kemampuan ingatannya hanya akan berada pada jangka pendek saja.
Model discovery learning pada penerapannya dapat didesain dengan menggunakan sebuah studi kasus. Hal ini sebenarnya hampir sama dengan Model pembelajaran problem based learning dan inquiry. Karena hampir memiliki kesamaan, maka penerapannya secara garis besar sama.
Hanya saja yang perlu mendapatkan penekanan pada Model discovery learning adalah proses penemuan harus benar-benar dijalankan.
Peran guru di sini adalah membantu serta membimbing siswa untuk membuka pemahamanya agar siswa mampu untuk berpikir secara kritis.
Langkah - Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
Berikut ini langkah yang dapat ditempuh dalam menerapkan Model Pembelajaran dicovery learning :1. Pemberian Stimulus.
Stimulus ini digunakan untuk membangun rasa penasaran atau rasa keingin tahuan siswa terhadap masalah yang akan dibahas bersama. Pemberian Stimulus ini dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan, memaparkan sebuah data dan fakta yang dapat menimbulkan rasa penasaran dan ingin tahu lebih dalam.
2. Memperkenalkan dan mengidentifikasi masalah.
Dari kegiatan menstimulus, dilanjutkan dengan pengenalan masalah sehingga akan muncul berbagai dugaan penyebab permasalahan atau faktor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan. Harapannya semua dugaan yang muncul dari pendapat siswa akan muncul sebanyak-banyaknya. Tugas guru adalah menampung seluruh dugaan atau faktor-faktor yang disebutkan siswa, selanjutnya diambil beberapa faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam permasalahan tersebut.
3. Mengumpulkan data.
Pada tahaap ini guru memberikan kesempatan siswa untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya sebagai jalan untuk menemukan kebenaran dari dugaan yang telah ditampilkan di awal. Siswa dibimbing untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber sehingga mereka akan memiliki proses berpikir terkait data yang cocok dengan identifikasi permasalahan. Perolehan data dapat bersumber dari literatur, eksperimen, wawancara atau pengamatan.
4. Mengolah data.
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan untuk mendapatkan kesesuaian data yang dimiliki dengan masalah yang dihadapi.
5. Memverifikasi atau melakukan pembuktian.
Pada tahap ini hasil olahan data yang telah ditemukan dicocokkan kembali dengan dugaan atau tafsiran awal dari siswa. Kira-kira adakah sesuatu yang bisa menjadi sebuah konsep, aturan, pemahaman atau teori yang dapat menjelaskan terjadinya permasalahan.
6. Menarik kesimpulan.
Tahap akhir yaitu siswa memiliki kesimpulan terkait dengan permasalahan yang diangkat. Kesimpulan ini dapat berupa jawaban akurat yang telah diperoleh dari semua proses yang telah dijalankan.
Dari tahapan langkah yang terurai di atas, dapat kita berikan kesimpulan bahwa Model discovery learning mampu memberikan dampak positif berupa:
- Model ini membantu siswa dalam pemahaman atau logika berpikir kritis. Oleh sebab itu, guru harus benar-benar membimbing siswa agar proses penemuan tersebut berjalan.
- Hasil pengetahuan yang dimiliki siswa setelah melakukan proses discovery ini, akan bersifat pengetahuan yang kuat karena siswa menemukannya sendiri.
- Siswa dapat memanfaatkan kemampuan berpikirnya sendiri dan menimbulkan motivasi tersendiri.
- Tahap memverifikasi atau melakukan pembuktian dapat menghilangkan rasa keragu-raguan pada siswa karena dia telah memverifikasi sendiri semua data yang telah ia kumpulkan.
- Proses yang berjalan dengan baik dan penuh makna akan mempu mendorong siswa untuk mengembangkan bakat serta kecakapannya.
Simak Juga berbagai Macam Model Pembelajaran Kooperatif yang Inovatif
Dari keseluruhan proses yang telah dijalankan, salah satu bentuk evaluasi yang juga tidak kalah penting yaitu penilaian. Penilaian pada model discovery learning dapat dilakukan dengan beberapa cara. Jika akan dilakukan penilaian dari aspek kognitifnya, maka dapat dilakukan dengan tes tertulis yang mempertanyakan terkait penemuan-penemuan apa yang mendasari terjadinya permasalahan tersebut. Sedangkan jika penilaian ingin dilakukan pada aspek afektif serta psikomotoriknya, dapat dilakukan dengan pendekatan pengamatan selama proses eksperimen siswa berjalan.
0 comments:
Posting Komentar