Pengertian dan Sintak Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model Pembelajaran Problem Based Learning - Proses pembelajaran memiliki nilai esensi yang menyeluruh. Menyeluruh dalam hal ini diartikan bahwa proses pembelajaran yang berjalan tidak hanya berhenti pada aspek capaian kognitif saja. Tentunya kita sangat paham betul selain aspek kognitif ada juga aspek afektif dan psikomotorik.

model pembelajaran problem base learning

Saat ini mayoritas pola pembelajaran Indonesia masih terjebak pada penguasaan aspek kognitif.

Usaha-usaha untuk menghadirkan proses pembelajaran yang menyeluruh sudah mulai perlahan bergeliat.

Beberapa pemikir pendidikan baik guru maupun pengelola pendidikan seperti kepala sekolah dan menteri pendidikan, sudah berpikir bagaimana caranya untuk menghadirkan proses pembelajaran yang tidak hanya membuat siswa paham secara teori, namun juga mampu menggunakan teori tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Pemikiran untuk menghadirkan proses pembelajaran yang menyeluruh dilatar belakangi adanya fenomena pola pengajaran bangsa kita yang cenderung tidak variatif.

Sudah menjadi agenda rutin bagi setiap siswa, jika telah setelah selesai mendengarkan penjelasan dari guru maka kegiatan selanjutnya adalah mengaplikasikan pemahaman materi yang telah diperoleh dengan menjawab beberapa soal yang ada pada buku lembar kerja siswa.

Pada dasarnya kegiatan tersebut tidak ada kesalahan, karena memang benar bahwa salah satu cara untuk mengevaluasi siswa dalam ranah kognitif bisa dilakukan dengan mengerjakan soal latihan.

Namun kita harus mengingat kembali bahwa target capaian pembelajaran tidak hanya aspek pengetahuan saja. Bahkan jika kita berbicara mengenai pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, maka aspek lain seperti cipta, rasa dan karsa menjadi aspek yang juga harus disentuh.

Dari kegelisahan-kegelisahan yang timbul akibat pola pengajaran yang monoton, saat ini beberapa kalangan telah mencoba untuk move on dari zona nyaman menuju zona pembelajaran aktif.

Sebagai contoh mari kita tengok beberapa model pembelajaran yang disajikan oleh para pengelola sekolah alam, mereka memberikan proses pembelajaran yang kalau boleh disebut anti mainstream.

Selanjutnya mari kita tengok juga beberapa event lomba guru teladan atau sejenisnya. Salah satu aspek penjurian dalam lomba semacam itu pasti terdapat bagaimana Penerapan Proses Pembelajaran yang Aktif.

Dari dua contoh kecil tersebut setidaknya memberikan gambaran kepada kita bahwa sudah seharusnya kita aktif untuk memperbarui proses pembelajaran yang kita sajikan demi membangun generasi penerus yang mumpuni.

Salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperluas pemahaman siswa dan sebagai usaha move on dari kegiatan mengerjakan soal latihan yang dirasa sangat text book sekali yaitu pembelajaran dengan Model Problem Based Learning.

Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang berusaha untuk mengajak dan sekaligus melibatkan siswa untuk memecahkan permasalahan sesuai kondisi riil lingkungan sekitar, yang mana pemecahan permasalahan tersebut tentunya melalui tahapan ilmiah dan berlandaskan pada materi yang telah dijelaskan guru sebagai pedoman pemecahan masalah.

Model pembelajaran ini didasari atas pemahaman bahwa setiap pengetahuan yang diperoleh oleh siswa melalui pembelajaran di kelas, hendaknya dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, jika soal-soal yang diberikan hanya bersifat text book maka kebermanfaatannya minim bagi aplikasi pemecahan permasalahan yang siswa hadapi dalam kehidupan nyata.

Jangan sampai siswa hanya tahu materinya saja namun tidak mengetahui kapan materi tersebut dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Teori yang juga dapat digunakan sebagai dasar pengembangan model pembelajaran problem based learning adalah teori ranah kognitif oleh Bloom (1956). Dimana Bloom mengkalsifikasikan terdapat 6 level kognitif, yaitu:
  1. Level pengetahuan (C1).
  2. Level pemahaman (C2).
  3. Level aplikasi (C3).
  4. Level analisis (C4).
  5. Level sintesis (C5).
  6. Level evaluasi (C6).


Langkah - Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning

Dalam penerapannya, motede pembelajaran problem based learning dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini :
  1. Dimulai dengan pemberian atau pengenalan masalah kepada siswa. Permasalahan ini hendaknya permasalahan riil yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Bisa juga permasalahan yang sedang booming saat ini.
  2. Permasalahan yang tadi disajikan, selanjutnya dikupas seputar permasalahan yang terjadi. Dalam tahapan ini siswa dipancing untuk tertarik terhadap kasus yang dihadapi, sehingga mereka memiliki rasa penasaran tentang mengapa permasalahan tersebut bisa terjadi? Apa penyebabnya? Apa dampaknya? Dan lain sebagainya hingga mereka dapat menemukan bagaimana solusinya?
  3. Siswa memiliki tanggung jawab untuk berperan aktif dalam menjalankan proses pembelajaran tersebut.
  4. Pembahasan permasalahan yang dijadikan bahan, dapat dibahas secara kelompok agar siswa memiliki kemampuan mengorganisasikan pemikirannya dengan pemikiran atau pendapat teman yang lain. Disarankan untuk lebih efektif, menggunakan kelompok kecil.
  5. Sebagai bahan evaluasi atau klarifikasi akhir, siswa dapat mengomunikasikan hasil telaah permasalahannya dengan mempresentasikan kepada kelompok lainnya.
Simak Juga Model model pembelajaran Kooperatif yang Efektif

    Hal yang Perlu diperhatikan dalam Model Pembelajaran PBL

    1. Terdapat beberapa sumber yang mengatakan bahwa dalam pelaksanaan model pembelajaran problem based learning yang menjadi fokus utama adalah permasalahan disajikan sebagai gerbang pembuka kepada disiplin ilmu yang dipelajari. Artinya siswa menemukan esensi materi ketika mereka berusaha untuk membedah kasus. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah jika guru ingin memperkenalkan materi apa yang akan dibahas, bisa saja dilakukan di awal pembelajaran, tetapi sekali lagi hanya sebagai pengenalan awal saja agar mereka tahu kasus yang akan disajikan terkait tentang apa. Selanjutnya biarkan mereka menemukan dalam prosesnya. Itulah pentingnya klarifikasi atau evaluasi akhir, dimana guru dapat menyempurnakan pemahaman mereka terkait materi yang dipelajari sesuai teori-teori.

    2. Guru harus memiliki skenario yang matang. Model pembelajaran ini tidak bisa langsung dijalankan begitu saja tanpa desain yang jelas.

    3. Dalam proses pembedahan kasus secara kelompok, pasti akan ditemukan siswa yang tidak aktif. Ketidak aktifan siswa ini bisa disebabkan beberapa hal, mungkin saja dia tidak mengetahui arah pembelajaran atau memang tidak terlalu bersemangat dalam menelaah kasus. Dalam situasi ini guru harus mampu melihat proses pembelajaran dengan detail dan sesekali menghampiri kelompok yang terdapat siswa pasif untuk sedikit memberikan pancingan.


    Dari beberapa penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang ingin mengajak siswa aktif melalui pemecahan permasalahan. Metode ini mengasah kemampuan analisis siswa terhadap sebuah kasus yang memerlukan kemampuan pemahaman teori dalam proses problem solving. Peran guru adalah menyajikan sebuah permasalahan yang layak untuk dianalisis sesuai dengan tema yang akan dipelajari bersama.

    0 comments:

    Posting Komentar